Apa itu A/B testing?
A/B testing merupakan sebuah percobaan yang menguji perubahan tingkat konversi beberapa variasi desain dalam website. Variasi desain ini bertujuan untuk melihat apakah setiap perubahan desain memang membawa peningkatan atau bahkan pengurangan terhadap tingkat konversi, seperti perubahan jumlah sign up, pembelian, mengubah isi text dan mengganti gambar dalam website, atau bahkan memotong sebuah halaman menjadi setengah.
Cara Kerja Tes A/B
Secara umum, berikut ini adalah siklus dari tes A/B :
♦ Putuskan apa yang akan diubah
♦ Gunakan tool A/B testing otomatis untuk mengimplementasikan perubahan secara visual.
♦ Gunakan perubahan tersebut dengan jangka waktu yang ditentukan agar didapatkan jumlah pengunjung sebagai sampel.
♦ Tool A/B testing akan menampilkan dua variasi laman website kepada pengunjung yang berkunjung saat waktu yang berasamaan, tetapi tool ini tidak bergantian untuk menguji variasi.
♦ Saat data yang terkumpul sudah cukup, tool A/B testing secara otomatis akan melaporkan apakah terdapat perubahan yang terus-menerus dari tingkat konversi di tiap-tiap laman website. Apabila terdapat perubahan, putuskan untuk mengubah kode atau desain asli dari sebuah laman website menjadi kode dan desain yang telah melalui A/B testing.
Menguji Hasil Tes A/B
Untuk dapat menguji hasil tes A/B ini, perhatikan 3 hal berikut :
1. Ukuran sampel
Ukuran sebuah sampel akan mengarah kepada prinsip statistik, jumlah sampel yang besar sangat diperlukan untuk mengukur peningkatan konversi agar lebih meyakinkan.
♦ Perlunya validasi secara statistik peningkatan konversi sebesar dua puluh persen, dibutuhkan minimal seratus pengunjung.
♦ Untuk memvalidasi peningkatan yang terjadi sebanyak 2% – 6,3%, dibutuhkan minimal seribu pengunjung.
2. Kinerja yang optimal pada akhir proses
Kinerja yang optimal dapat dilihat dari peningkatan nilai konversi yang berhasil memancing pengunjung untuk mengunjungi atau ke dalam laman website. Sehingga perlu menguji variasi mana yang berhasil menghasilkan kinerja yang optimal pada akhir proses.
3. Alasan berhasil atau gagalnya tes yang dilakukan
Ketika setelah tes berhasil ditemukannya variasi yang dapat meningkatkan pendapatan, coba untuk mengidentifikasi lebih lanjut mengapa variasi itu dapat berhasil, coba beranggapan peningkatan pendapatan tersebut hanyalah satu dari beberapa manfaat dari sebuah tes A/B, jika gagal anggap saja hal tersebut hanya untuk meningkatkan efisiensi kerja di masa yang akan datang dengan kualitas tes yang lebih baik.